Perangkat pintar untuk pertanian dengan Arduino adalah
sistem otomatisasi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas di sektor pertanian dengan menggunakan teknologi Arduino.
Arduino adalah platform open-source yang terdiri dari hardware
(mikrokontroler) dan software (bahasa pemrograman) yang dapat digunakan
untuk mengembangkan berbagai proyek elektronik interaktif. Baca juga : Prototipe Sistem Monitoring Jarak Jauh dengan Arduino dan IoT
Alat dan Bahan
1. Arduino Uno
2. Sensor kelembaban tanah untuk mengukur tingkat kelembaban tanah.
3. Sensor suhu dan kelembaban
(DHT22) untuk mengukur suhu dan kelembaban udara.
4. Pompa air mini untuk
irigasi otomatis.
5. Relay untuk mengontrol
pompa air.
6. LCD 16×2 untuk menampilkan data
dari sensor.
7. Breadboard dan kabel jumper untuk menyambungkan komponen.
8. Power supply untuk memberi
daya pada sistem.
9. Software Arduino IDE untuk
memprogram Arduino. Langkah – langkah Membuat Prototipe Perangkat Pintar untuk Pertanian dengan Arduino
Langkah 1: Menyiapkan Lingkungan
Kerja
1. Instal Arduino IDE: Unduh
dan instal Arduino IDE dari situs resmi
Arduino (https://www.arduino.cc/en/software).
2. Hubungkan Arduino Uno ke komputer. Gunakan kabel USB untuk menghubungkan Arduino Uno ke komputer Anda.
3. Instal library yang dibutuhkan. Buka Arduino IDE dan instal library untuk sensor yang akan
digunakan. Sebagai contoh, untuk sensor DHT22, instal library “DHT sensor
library” dari Adafruit.
Langkah 2: Merakit Perangkat Keras
• Menghubungkan Sensor Kelembaban
Tanah
1. Hubungkan pin VCC sensor ke pin
5V pada Arduino.
2. Hubungkan pin GND sensor ke pin
GND pada Arduino.
3. Hubungkan pin DATA sensor ke pin
analog A0 pada Arduino.
• Menghubungkan Sensor Suhu dan
Kelembaban (DHT22)
1. Hubungkan pin VCC sensor ke pin
5V pada Arduino.
2. Hubungkan pin GND sensor ke pin
GND pada Arduino.
3. Hubungkan pin DATA sensor ke pin
digital 2 pada Arduino.
• Menghubungkan Pompa Air dan Relay
1. Hubungkan pin VCC relay ke pin
5V pada Arduino.
2. Hubungkan pin GND relay ke pin
GND pada Arduino.
3. Hubungkan pin IN relay ke pin
digital 8 pada Arduino.
4. Hubungkan pompa air ke relay,
dengan satu kabel ke pin NC (Normally Closed) dan satu lagi ke COM (Common).
• Menghubungkan LCD 16×2
1. Hubungkan pin VCC LCD ke pin 5V
pada Arduino.
2. Hubungkan pin GND LCD ke pin GND
pada Arduino.
3. Hubungkan pin SDA LCD ke pin
analog A4 pada Arduino.
4. Hubungkan pin SCL LCD ke pin
analog A5 pada Arduino.
Langkah 3: Memprogram Arduino
Berikut adalah contoh kode untuk
mengukur kelembaban tanah, suhu, dan kelembaban udara, serta mengendalikan
pompa air berdasarkan data sensor:
#include <DHT.h>
#include <Wire.h>
#include
<LiquidCrystal_I2C.h>
// Inisialisasi sensor
#define DHTPIN 2
#define DHTTYPE DHT22
DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);
#define SOIL_MOISTURE_PIN A0
#define RELAY_PIN 8
// Inisialisasi LCD
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);
void setup() {
Serial.begin(9600);
dht.begin();
pinMode(SOIL_MOISTURE_PIN, INPUT);
pinMode(RELAY_PIN, OUTPUT);
lcd.begin();
lcd.backlight();
}
void loop() {
// Membaca kelembaban tanah
int soilMoistureValue = analogRead(SOIL_MOISTURE_PIN);
float soilMoisturePercent = map(soilMoistureValue, 1023, 0, 0, 100);
// Membaca suhu dan kelembaban udara
float h = dht.readHumidity();
float t = dht.readTemperature();
// Menampilkan data di LCD
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(“Temp: “);
lcd.print(t);
lcd.print(“C”);
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(“Humidity: “);
lcd.print(h);
lcd.print(“%”);
// Mengatur pompa air berdasarkan kelembaban tanah
if (soilMoisturePercent < 40) {
digitalWrite(RELAY_PIN, LOW); // Pompa ON
} else {
digitalWrite(RELAY_PIN, HIGH); // Pompa OFF
}
// Menampilkan data di Serial Monitor
Serial.print(“Soil Moisture: “);
Serial.print(soilMoisturePercent);
Serial.println(“%”);
Serial.print(“Humidity: “);
Serial.print(h);
Serial.println(“%”);
Serial.print(“Temperature: “);
Serial.print(t);
Serial.println(“C”);
delay(2000); // Tunggu 2 detik sebelum pengukuran berikutnya
}
Langkah 4: Pengujian dan Kalibrasi
1. Pengujian Sensor: Uji setiap
sensor secara individual untuk memastikan bahwa mereka memberikan data yang
akurat. Anda bisa menggunakan Serial Monitor di Arduino IDE untuk melihat data
yang dibaca oleh sensor.
2. Kalibrasi Kelembaban Tanah:
Tanam sensor kelembaban tanah dalam pot dengan tanah kering dan basah untuk
memastikan bahwa nilai yang dibaca sesuai dengan kondisi sebenarnya.
3. Pengujian Pompa Air: Isi tangki
air dan uji pompa air untuk memastikan bahwa relay mengaktifkan pompa saat kelembaban
tanah rendah dan mematikannya saat kelembaban tanah cukup.
Langkah 5: Implementasi dan
Pengembangan Lanjutan
Setelah prototipe berhasil dibuat
dan diuji, Anda dapat mengembangkannya lebih lanjut dengan fitur-fitur tambahan:
1. Integrasi IoT: Menghubungkan
perangkat ke jaringan Wi-Fi dan mengirim data ke cloud untuk pemantauan jarak
jauh menggunakan modul ESP8266 atau ESP32.
2. Notifikasi: Mengirim notifikasi
ke ponsel melalui aplikasi seperti Blynk atau Telegram saat kondisi tertentu
terpenuhi, misalnya ketika kelembaban tanah terlalu rendah.
3. Otomasi Lanjut: Mengintegrasikan
sensor cahaya untuk mengontrol shading atau sistem penyiraman otomatis
berdasarkan intensitas cahaya matahari.
4. Penggunaan Energi Surya:
Menggunakan panel surya dan baterai untuk membuat sistem yang mandiri energi,
sangat cocok untuk daerah terpencil.
Baca juga : Cara Menggunakan Arduino untuk Prototipe Sensor Lingkungan Siap Untuk Membuat Proyek Impianmu
Menjadi Kenyataan?
Klik di sini untuk chat langsung via
WhatsApp dan dapatkan dukungan langsung dari tim ahli kami!

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.